Mural Sedang Ramai Diperbincangkan Seniman Lokal Kuningan Ini Singgung Soal Media Penyampaian Pesan

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Bahasa mural yang sedang ramai diperbincangkan mendapat pehatian dari seniman lokal Kuningan, Roby Dwikora Hadikurnia.

Diketahui belum lama Roby merupakan seniman Kuningan yang berhasil meraih juara II tingkat Jawa Barat yang dilaksanakan oleh DPD Partai Demokrat.

Roby Dwikora Hadikurnia menyampaikan bahwa seni lukisan karikatur berbeda dengan mural yang akhir-akhir ini banyak diberitakan media massa.

"Perbedaannya sih dalam media tempat mengekspresikannya, kalau pesan yang terkandung di dalamnya hampir sama," kata Roby saat ditemui di rumah di Desa Susukan, Kecamtan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Kamis (02/09/2021).

Baca juga: Ridwan Kamil Bilang Seniman Jangan Baper Kalau Mural Dihapus, Netizen:Pejabat Oge Tong Baper

Aeniman lokal Kuningan, Roby Dwikora Hadikurnia. Aeniman lokal Kuningan, Roby Dwikora Hadikurnia. (Kontributor Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Mural, kata dia mengaku bahwa itu diekspresikan pada dinding atau media permanen di tempat-tempat umum sehingga bisa dilihat banyak orang, kalau lukisan karikatur biasanya di media kanvas, kertas ataupun media digital.

"Keduanya sama-sama bisa menjadi media penyampaian pesan ataupun menggambarkan sesuatu terkait kondisi yang sedang terjadi," ujarnya.

Media karikatur, kata Roby, berbeda dengan lukisan atau gambar biasa. Karena harus ada hal sesuatu yang ditonjolkan dari goresan pensil atau ulasan kuas lukis itu sendiri.

"Katrikatur itu lain dari melukis dan gambar, karena identik menitikberatkan pada gambarnya. Karena harus menonjolkan sesuatu yang jadi pesan yang ingin disampaikan," katanya.

Saat membuat karikatur itu mengambil contoh dari pengalaman kehidupan, ketika melihat kondisi sosial kemasyarakatan yang terjadi.

"Poin saya mendalami seni karikatur ini sebenarnya mengekspresikan sebuah seni untuk mengungkapkan hal-hal yang sedang terjadi saat ini," katanya.

Roby mengklaim bahwa sebuah seni adalah kebebasan berekspresi. Namun jika di dalamnya terkandung unsur kritikan, baiknya yang merasa di kritisi itu tidak lantas menjadikan seni yang mengkritik ini.

"Unsur kritikan dalam karya seni, tentu jangan malah menjadikan seni yang mengkritik ini sebagai permasalahan kejahatan atau kriminal," ujarnya. (*)

0 Response to "Mural Sedang Ramai Diperbincangkan Seniman Lokal Kuningan Ini Singgung Soal Media Penyampaian Pesan"

Post a Comment