China Kini Mulai Keras dengan Tindakan Aborsi
Jakarta, CNBC Indonesia - China akan melakukan pembatasan aborsi yang tidak diperlukan secara medis. Langkah ini diambil setelah angka kelahiran di Negeri Tirai Bambu menurun.
Pedoman baru yang diterbitkan Senin (27/9/2021) oleh kabinet negara itu juga menyerukan standar kesehatan perempuan yang lebih baik, kesadaran akan kontrasepsi, dan peningkatan kesehatan seksual.
"Profesional perawatan kesehatan harus mempromosikan pemeriksaan medis pra-nikah, pemeriksaan kesehatan pra-kehamilan dan mengurangi aborsi yang tidak diperlukan secara medis," kata pedoman tersebut, dikutip dari AFP.
Berbeda dengan negara Asia lainnya, China sempat melegalkan dan memudahkan diakses aborsi. Meski begitu, China tetap mengontrol ketat dan mencegah aborsi terkait dengan jenis kelaminnya.
Sebagaimana diketahui, negara ini memiliki preferensi sosial tradisional untuk anak laki-laki. Ini menyebabkan keseimbangan gender dan banyaknya bayi perempuan yang terlantar.
Sementara setelah beberapa dekade memiliki kebijakan satu anak, pada 2016 China secara bertahap melonggarkan pembatasan untuk mendorong pasangan memiliki lebih banyak anak, setelah turunnya angka kelahiran.
Tahun ini, China melonggarkan aturan lagi dan mengizinkan pasangan memiliki setidaknya tiga anak.
Sensus terakhir pada Juni menunjukkan populasi China melambat dalam beberapa dekade, mencapai 1,41 miliar. Penurunan tajam muncul dalam jumlah orang usia kerja. Sementara angka kelahiran tahunan anjlok ke rekor terendah 12 juta pada tahun 2020.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
0 Response to "China Kini Mulai Keras dengan Tindakan Aborsi"
Post a Comment